Banjir Rendam Pasar Semi Modern Palabuhanratu, Pedagang Alami Kerugian Besar
Sukabumi, - Pasar Semi Modern (PSM) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalami kerusakan parah akibat banjir yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Cipalabuan. Hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Palabuhanratu pada Kamis (6/3/25) malam, mengakibatkan air sungai meluap dan merendam area pasar.
Kondisi Pasar Pasca Banjir
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa meskipun beberapa kios kaki lima terdampak cukup parah, aktivitas perdagangan secara perlahan mulai kembali normal. Namun, sisa lumpur masih menggenangi area pasar, menyulitkan pedagang dalam membersihkan tempat usaha mereka.
Kesaksian Pedagang: Hujan Deras dan Air Meluap
Rizal, seorang karyawan toko kelontong di pasar tersebut, menceritakan bahwa hujan deras berlangsung selama sekitar tiga jam sebelum akhirnya banjir menerjang.
“Hujan mulai turun sekitar pukul 20.00 WIB, dan air mulai naik deras sekitar pukul 23.00 WIB. Dibandingkan dengan banjir Desember lalu, kali ini lebih besar,” ungkapnya, Jumat (7/3/25).
Ia menambahkan bahwa saat kejadian, kondisi pasar sedang sepi karena hujan lebat. Biasanya, setelah salat tarawih, pasar kembali ramai dengan pembeli. Namun, kali ini banyak pedagang kehilangan dagangan mereka akibat tersapu arus banjir.
“Ada barang dagangan yang terbawa air, terutama di bagian depan pasar. Beberapa pedagang bahkan kehilangan seluruh stok barang mereka. Untungnya, tidak ada korban jiwa,” tambahnya.
Kerugian Ditaksir Puluhan Juta Rupiah
Meskipun tokonya hanya mengalami kerugian kecil, Rizal mengungkapkan bahwa banyak pedagang lain mengalami kerugian cukup besar.
“Saya hanya pekerja, jadi dampaknya tidak terlalu besar bagi saya. Tapi, ada pedagang yang kehilangan barang dagangan hingga puluhan juta rupiah. Bahkan, pemilik toko tempat saya bekerja harus berjaga semalaman karena khawatir,” katanya.
Sebagian Besar Pedagang Terdampak
Maulana, Petugas Pencatat Bahan Pokok di pasar tersebut, membenarkan bahwa hampir seluruh pedagang terdampak banjir, baik yang berjualan di dalam maupun di luar pasar.
“Area yang paling parah terdampak adalah jalur busana, di mana semua pakaian pedagang terendam air. Selain itu, pedagang kaki lima yang berjualan di area parkiran, terutama mereka yang menggunakan tenda biru, mengalami kerusakan cukup serius,” jelasnya.
Saat ini, total kerugian masih dalam proses pendataan, namun diperkirakan jumlahnya cukup besar.
“Kami sudah melakukan peninjauan lokasi bersama kepala unit pasar. Syukurnya, para pedagang mulai membersihkan lumpur yang tersisa akibat banjir ini,” lanjutnya.
Maulana menambahkan bahwa derasnya arus Sungai Cipalabuan menjadi faktor utama bencana ini. “Debit air yang tinggi menyebabkan arus deras hingga masuk ke dalam pasar. Kami masih terus mengumpulkan data untuk memperkirakan total kerugian yang dialami pedagang,” pungkasnya.